What did I do?
Last January, I went to South Korea for my first ever trip
with my friend, not with my family member or not even alone this time. Setelah
1 tahun penuh menderita mengumpulkan uang, karena maunya jalan – jalan pake
uang sendiri, dari bawa bekal ke kampus sampe ninggalin uang di rumah biar ga
dipake duitnya. Drama juga karena gue kesana pas UAS, tetapi puji Tuhan bisa
juga mencapai tujuan.
Gue dipercaya buat menjadi Director untuk sebuah one-act
play berjudul “Anniversary” yang notabene, gue gagal menjalakannya.
Tahun ini gue beruntung sekali bisa kenal dengan orang –
orang yang buat gue sih hebat. Mostly ini semua dosen – dosen gue sih. Gue
punya 2 dosen favorit tahun ini, di semester yang sama. Yang satu, beliau
adalah seseorang yang membuka pikiran gue tentang betapa deketnya dunia
advertising dan PR, jadi pikiran gue sekarang ga melulu masalah advertising,
bahkan gue tertarik untuk kerja di dunia PR nantinya kalo dijinkan, semua
karena beliau. Yang kedua, beliau jadi inspirasi gue untuk menempuh pendidikan
lebih lanjut lagi dan lagi, untuk mewujudkan cita – cita gue yang sesungguhnya.
Beliau berusia belum 30 tahun, tapi sudah meraih banyak prestasi, dan bahkan
sekarang beliau adalah mahasiswa doktoral di australia dengan beasiswa penuh.
Keren banget lah pokoknya.
Gue menang (lagi) di Amazing Race nya Jakarta Pusat alias
Balada Kopaja. Tahun ini hadiahnya lebih banyak, tantangannya lebih menantang,
sumpah lebih capek. Inge yang tadinya mengisi tim tahun lalu di gantikan Akbar.
Tahun ini diantara kita lebih drama sih yang jelas, untung aja menang.
Semester 3 di kampus baru. Ternyata gue beneran survive di
kampus baru, walaupun ritual hari jumat tetep ke perpus UI yang sekarang bayar
itu buat alumni. Semester ini gue memutuskan untuk join di Research Club. Semua
temen gue kayak literally wondering, anak kayak gue masuk Research Club instead
of radio atau TV. Mereka kira gue bercanda, padahal gue beneran serius masuk
klub ini. Terus karena ke “murah” an gue waktu itu, gue pernah jadi petugas
surveyor while gue belum resmi jadi anak Research. Modal tebel muka aja sih.
Terus gue enjoy gitu di Research Club ini, officers nya baik baik, dan club ini
punya club coordinator yang super asik juga. Seorang dosen yang ternyata temen
kakak gue.
Resolusi gue selama 4 tahun terakhir akhirnya gue jalankan.
4 tahun bikin resolusi yang sama dari tahun 2010, dan gue finally melakukannya.
Momen terbikin lega sepanjang tahun. Masalah cinta – cintaan deh pokoknya.
Most importantly, gue sudah berumur 21 tahun. Itu berarti
ini saatnya gue memasuki fase dewasa gue.
Tahun 2014 patut gue sangat syukuri karena banyak banget
kebesaran Tuhan dari hal – hal kecil sampai hal besar yang bener – bener gue
rasakan di tahun ini. Gue beneran jadi percaya kalo Tuhan selalu nemenin gue di
setiap langkah gue. Tahun ini gue tutup dengan ke gereja. Untuk tahun yang ke 21, gue selalu menghabiskan tahun baruan di gereja dan di rumah. Gue dianugrahi khotbah yang luar biasa dari pendeta gue. Gue seneng bisa menutup tahun dengan perasaan yang literally damai.
Tomorrow, 2015
Kalau jalannya mulus, gue akan mengambil kelas Proposal,
yang akan menghantarkan gue untuk menulis skripsi. Terus, gue juga akan magang
(lagi) dan masih ada 2 mata kuliah yang harus dikerjar.
Akhir tahun depan gue harus udah sarjana gimanapun caranya,
namun halal.
Parks and Recreation akan mengakhiri seriesnya di tahun depan. Ini adalah hal serius lainnya yang harus gue hadapi. Gue harus menyiapkan diri untuk kehilangan Leslie, Ben, Tom, April, Andy, Donna, Larry, Chris dan Ann.
Parks and Recreation akan mengakhiri seriesnya di tahun depan. Ini adalah hal serius lainnya yang harus gue hadapi. Gue harus menyiapkan diri untuk kehilangan Leslie, Ben, Tom, April, Andy, Donna, Larry, Chris dan Ann.
Selama ini gue selalu meragukan apakah gue bisa “move on”
atau enggak. Ketika ada tanda petik kita semua tau lah ya arahnya kemana.
Selama ini gue meng sugesti diri gue untuk move on walaupun susah. Sekarang gue
mau optimis, gue mau menghilangkan kata “walaupun susah” nya. Berarti 2015 ini
gue harus sadar, bahwa gue sudah menghabiskan banyak waktu selama 7 tahun ke
belakang. Gue harus melangkah maju, bukan malah memeriksa keadaan yang sudah
terjadi kebelakang. Kata Marina, 21 tahun harusnya menjadi “Age of Love” ini
terbukti karena dirinya, plus Adel menemukan seseorang di usia 21. Ga mau jadi
target juga sih buat gue, ketika waktunya tepat, gue yakin kok pasti ada yang tepat pada waktu yang tepat pula.
No comments:
Post a Comment