Monday, July 23, 2018

Unstoppable longing

I still remember the breeze, the winter that wind blows in my face
Forcing my hands to squeezed my body even tighter
We just walked outside the subway exit, and the weather always being unfriendly
Well what to expect, it’s the cold season,
But for some odd reason I love to be in this situation
I would play it over and over.
It’s almost dawn, The night will mostly kill me
I look at the sky, the darkness will soon come and greet
And after, I see the sun just hide behind the skyscrapers
The gradient was exceptionally beautiful
Orange, with a little bit of yellow, red and purple, touch of brown as well
The purple making it more beautiful.
We then arrived at our destination, a music store.
I remember I let you inside, while I demanded to wait outside,
Feel like suicidal in this climate.
But there you were, I could see the perfect sun was about to set.
I toom so many deep breathe and smiled to the view
It was rare for me to enjoy the perfect images at this hour with my crazy life back home.
I could only stare at the light, so beautiful to the point I didn’t even realize that I shed some tears. So many tears.
I didn’t even know why.

I still remember that time vividly and every time I get to reminisce this, I would end up crying like a baby. I am longing to enjoy that perfect time again, if only this life was different.
This is so hard, to ever feel like this that now everything’s gone.

Saturday, May 5, 2018

Damba Mendamba

Sejujurnya aku sungguh sangat egois. Kenapa pada akhirnya aku merindukan kehadiran seseorang di samping ku, semuanya semata mata karena aku lelah sendirian. Aku lelah menghadapi dunia ini sendirian, aku lelah bertarung dengan pahitnya hari hari sendirian. Aku mempunyai banyak kisah yang dapat kubagikan, semuanya sungguh menarik. Aku juga punya banyak air mata yang ingin aku sampaikan. Aku merindukan hadirnya seseorang itu disampingku. Aku ingin menumpahkan semuanya kepadamu, karena ya kamu bertanggung jawab atas ku. Kamu harus, suka atau tidak suka mendengarkan isi hatiku. Aku ingin membagikan mimpi – mimpi bodohku denganmu, dan lagi lagi kamu harus suportif, tidak harus diwujudkan, paling tidak kamu dapat berpura pura tertarik. Lagian mana mungkin aku mewujudkan mimpiku yang ingin tinggal di antartika selama setahun? Bahkan aku ingin menyeret mu ke dalam mimpiku juga, supaya aku ga sendirian. Sungguh egois. Aku ingin bercerita tentang hariku dalam dekapanmu, tentunya kamu juga dapat membagikan apapun yang ingin kamu sampaikan kepadaku, aku janji untuk mendengarkan semuanya. Karena kita sudah berjanji bukan? Kamu boleh menceritakan mimpi mimpi irasional mu kepadaku, tentang menjadi astronot mungkin, walaupun kamu bahkan tidak mengerti apa apa tentang fisika, aku terima kamu apa adanya jika memang kamu ingin jadi astronot hanya untuk terlihat keren dimata dunia. Aku akan dukung semua mimpi besar mu, dan mimpi mimpi kecil kita. Aku merindukan keberadaanmu disampingku, aku ingin sekali kau hadir disini, memeluk ku erat ketika dunia berbalik menyerang ku habis habisan. Aku menyadari kamu mungkin tidak bisa berbuat banyak, tapi melihat wajahmu saja sudah memberiku kekuatan. Ingatlah, kamu itu rumahku. Aku ingin sosok itu ada disampngku, aku ingin mendeklarasikan bahwa kamu adalah satu satunya orang yang paling tepat berdiri disampingku, begitu pula dengan aku dihidupmu. Aku mendambakan seseorang yang bertanggung jawab atas hidupku, atas kisah kisah ku tidak menarik, atas lelucon ku yang sungguh seleranya dibawah rerata. Aku sangat ingin memilikimu,seutuhnya.

Tuhan aku mendambakan dia lagi, aku mendambakan dia di hidupku, dia yang seperti itu, bisakah aku memilikinya dalam waktu dekat? Aku butuh dukungan darinya. Akhir akhir ini aku kurang berfungsi. Aku butuh hidup ku berjalan seperti sedia kala.