Wednesday, December 31, 2014

Past Present Future Perfect

What did I do?
                            
Last January, I went to South Korea for my first ever trip with my friend, not with my family member or not even alone this time. Setelah 1 tahun penuh menderita mengumpulkan uang, karena maunya jalan – jalan pake uang sendiri, dari bawa bekal ke kampus sampe ninggalin uang di rumah biar ga dipake duitnya. Drama juga karena gue kesana pas UAS, tetapi puji Tuhan bisa juga mencapai tujuan.

Gue dipercaya buat menjadi Director untuk sebuah one-act play berjudul “Anniversary” yang notabene, gue gagal menjalakannya.

Tahun ini gue beruntung sekali bisa kenal dengan orang – orang yang buat gue sih hebat. Mostly ini semua dosen – dosen gue sih. Gue punya 2 dosen favorit tahun ini, di semester yang sama. Yang satu, beliau adalah seseorang yang membuka pikiran gue tentang betapa deketnya dunia advertising dan PR, jadi pikiran gue sekarang ga melulu masalah advertising, bahkan gue tertarik untuk kerja di dunia PR nantinya kalo dijinkan, semua karena beliau. Yang kedua, beliau jadi inspirasi gue untuk menempuh pendidikan lebih lanjut lagi dan lagi, untuk mewujudkan cita – cita gue yang sesungguhnya. Beliau berusia belum 30 tahun, tapi sudah meraih banyak prestasi, dan bahkan sekarang beliau adalah mahasiswa doktoral di australia dengan beasiswa penuh. Keren banget lah pokoknya.

Gue menang (lagi) di Amazing Race nya Jakarta Pusat alias Balada Kopaja. Tahun ini hadiahnya lebih banyak, tantangannya lebih menantang, sumpah lebih capek. Inge yang tadinya mengisi tim tahun lalu di gantikan Akbar. Tahun ini diantara kita lebih drama sih yang jelas, untung aja menang.

Semester 3 di kampus baru. Ternyata gue beneran survive di kampus baru, walaupun ritual hari jumat tetep ke perpus UI yang sekarang bayar itu buat alumni. Semester ini gue memutuskan untuk join di Research Club. Semua temen gue kayak literally wondering, anak kayak gue masuk Research Club instead of radio atau TV. Mereka kira gue bercanda, padahal gue beneran serius masuk klub ini. Terus karena ke “murah” an gue waktu itu, gue pernah jadi petugas surveyor while gue belum resmi jadi anak Research. Modal tebel muka aja sih. Terus gue enjoy gitu di Research Club ini, officers nya baik baik, dan club ini punya club coordinator yang super asik juga. Seorang dosen yang ternyata temen kakak gue.

Resolusi gue selama 4 tahun terakhir akhirnya gue jalankan. 4 tahun bikin resolusi yang sama dari tahun 2010, dan gue finally melakukannya. Momen terbikin lega sepanjang tahun. Masalah cinta – cintaan deh pokoknya.

Most importantly, gue sudah berumur 21 tahun. Itu berarti ini saatnya gue memasuki fase dewasa gue.

Tahun 2014 patut gue sangat syukuri karena banyak banget kebesaran Tuhan dari hal – hal kecil sampai hal besar yang bener – bener gue rasakan di tahun ini. Gue beneran jadi percaya kalo Tuhan selalu nemenin gue di setiap langkah gue. Tahun ini gue tutup dengan ke gereja. Untuk tahun yang ke 21, gue selalu menghabiskan tahun baruan di gereja dan di rumah. Gue dianugrahi khotbah yang luar biasa dari pendeta gue. Gue seneng bisa menutup tahun dengan perasaan yang literally damai. 

Tomorrow, 2015

Kalau jalannya mulus, gue akan mengambil kelas Proposal, yang akan menghantarkan gue untuk menulis skripsi. Terus, gue juga akan magang (lagi) dan masih ada 2 mata kuliah yang harus dikerjar.

Akhir tahun depan gue harus udah sarjana gimanapun caranya, namun halal.

Parks and Recreation akan mengakhiri seriesnya di tahun depan. Ini adalah hal serius lainnya yang harus gue hadapi. Gue harus menyiapkan diri untuk kehilangan Leslie, Ben, Tom, April, Andy, Donna, Larry, Chris dan Ann.

Selama ini gue selalu meragukan apakah gue bisa “move on” atau enggak. Ketika ada tanda petik kita semua tau lah ya arahnya kemana. Selama ini gue meng sugesti diri gue untuk move on walaupun susah. Sekarang gue mau optimis, gue mau menghilangkan kata “walaupun susah” nya. Berarti 2015 ini gue harus sadar, bahwa gue sudah menghabiskan banyak waktu selama 7 tahun ke belakang. Gue harus melangkah maju, bukan malah memeriksa keadaan yang sudah terjadi kebelakang. Kata Marina, 21 tahun harusnya menjadi “Age of Love” ini terbukti karena dirinya, plus Adel menemukan seseorang di usia 21. Ga mau jadi target juga sih buat gue, ketika waktunya tepat, gue yakin kok pasti ada yang tepat pada waktu yang tepat pula. 

Akhirnya, kita semua harus menyambut tahun baru ini dengan gembira. Banyak yang bilang, kalau "gue sih gak terlalu excited sama 2015". Percayalah, seminggu kemarin gue juga begitu, tapi hari ini gue tahu bahwa, gue harus menyambut tahun baru dengan semua yang serba baru. Gue ga bisa memprediksi apa yang akan terjadi, gue juga gamau berharap banyak, tapi nanti kalo tiba tiba sesuatu yang besar terjadi, biar jadi surprise aja. Kalau pun tidak terjadi apa apa, hal yang bisa gue lakukan adalah yaudah disyukurin aja,


Thursday, December 25, 2014

Bukan Teks Eksplanasi

Asumsi pertama
“Halah lo paling ke gereja pas natal doang kan ya Ras?” Kata seorang temen gue.

Asumsi kedua
“Hari minggu mah Raras ke gereja, gak bisa diganggu gugat dia” Kata temen gue yang kenal gue udah agak lama.  

Dua hal yang begitu kontras ketika seseorang mulai mengenal gue. Antara dia tahu gue sangat religius, atau dia taunya gue kristen KTP. Well, ga masalah orang mau bilang apa. Gue ga pernah menganggap ini sebagai “judge” atau apapun. Beside, gue ga pernah menyangkal apapun tentang beberapa asumsi tersebut. 


Jawaban untuk asumsi pertama, hmm to be fair, gue anak yang selalu ke gereja setiap minggu, hampir ga pernah lewat. Kalaupun gue harus tidak gereja berarti itu terpaksa, and I even felt bad about it. Temen temen gue yang udah kenal agak lama, udah tau kalo gue ga akan mau diajakin pergi hari minggu, alesannya ya cuma satu. Gereja.

Gue jarang banget berbicara tentang agama. Jarang buka topik duluan. Buat gue itu hal yang super sensitif. Tapi kalau diajakin dan di tanyakan pendapat, baru deh gue sautin. Jarang ngomongin agama, ga pernah terlihat di kelompok keagamaan kampus, atau ga pernah berdoa sebelom makan ga berarti gue ga punya agama, atau gak care dengan agama gue. Belive it or not, gue sangat enjoy menjadi Kristen. Seperti lagu yang ada, mengikut Yesus adalah keputusan gue sendiri, bukan keputusan orang tua gue lagi. Gue juga ga berani bilang gue religius, karena sesungguhnya gue ga tau takaran religius dalam agama tuh kayak gimana. Mungkin pemahaman setiap orang berbeda – beda. Tapi gue bisa bilang gue tau banyak tentang agama gue sendiri.

Setelah gue agak gedean dikit, gue memutuskan untuk menekuni agama secara serius. Dulu gue cuman numpang duduk aja di gereja, nyanyi nyanyi di awal, pas khotbah kemungkinan besar main handphone atau terburuknya gue tidur. Beberapa tahun terakhir gue mencoba mendengar khotbah dan firman Tuhan. Gue percaya firman Tuhan itu kabar baik. Masa iya, gue gamau mendengar kabar baik?

Kembali ke tentang diskusi agama. Gue ga suka kalo orang orang di dunia berantem masalah agama. Ketika berdiskusi dengan orang lain pun gue mencoba menempatkan diri gue. Gue beneran ga suka konflik karena agama. Biasanya gue memilih diam kalau akhirnya muncul argumen panjang. Cupu sih, tapi gue ga suka meneruskannya. Agama buat gue sangat personal. Buat gue agama itu ya antara gue sama Tuhan aja. Orang lain ga perlu ikut ikutan. Itu sih pendapat gue seorang. Lagian, gue juga tumbuh di keluarga besar yang agamanya bervariasi. Jadi dari kecil udah diajarin banget caranya menerima perbedaan. Gausah diajarin juga, gue percaya itu bisa terjadi secara natural.

Lalu muncul lagi asumsi, asumsi yang muncul setelah ngobrol tentang agama sama gue.
“Lo anaknya serius banget kalo masalah agama” Kata teman gue yang lainnya. 
.
Ini bisa gue jawab dengan seksama. Alasan kenapa gue serius mempelajari agama gue, dan akhirnya memutuskan mendengarkan firman instead mainan handphone adalah karena Tuhan juga serius dalam membuat dan membentuk hidup gue sedemikian rupa. Gue merasa Tuhan hidup dan tinggal di dalam gue, dan membuat segalanya lebih muda dalam semua apa yang gue kerjakan. Keseriusan Tuhan di mengatur hidup gue ga pernah gue temuin di dalam orang lain. Jadi rasanya gue harus memberikan timbal balik, ya walaupun ga setimpal. Gue percaya Tuhan Yesus seserius itu sama gue sampe dia rela mati di kayu salib buat gue dan semua manusia yang ada di bumi.

Yoh 15:13 "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya"

Jadi walaupun pengorbanan Dia ga akan pernah bisa gue samakan, gue cuma bisa memberikan keseriusan sebatas ini. Gue percaya Tuhan Yesus adalah juru selamat gue, dan dia adalah Imanuel, Tuhan yang menyertai gue di setiap apapun yang gue hadapi.

2 Tawarikh 20:17 "Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."

Well, sekali lagi mengikut Yesus itu keputusan gue, itu berarti gue sudah siap dengan apapun yang agama gue tawarkan. Ya selama ini sih tawaran nya sangat menarik perhatian gue. Yaitu keselamatan. Jadi gue rasa gue ga perlu khawatir apa yang orang pikirkan tentang gue. Yang penting buat gue adalah Yesus tinggal dan diam di hati gue, gue hanya cukup percaya itu saja.

Ini bukan teks eksplanasi, ini cuman segurat pemikiran yang udah sepanjang tahun gue pikirin. Tidak terasa, Natal tahun ini banyak mendewasakan hati dan pikiran gue. At least, gue merasanya begitu. Merry Christmas yha!

Wednesday, December 10, 2014

Honesty

Now, I really miss your presence
Oh come on,
The truth is, I missed being next to you,
in front of you,
whatever.
Laughed at your fantasies,
listened to your delusions,
Without you knowing that I was attending every words you said
At this rate, I should get your consideration right?
Or should I parading more?
Oh wait, I am too fatigue of chasing,
again.
The other option is better.
I only want you to perceive, immediately.
I am done stargazing

Wednesday, November 19, 2014

Cheesy Cheese


I would like to write about my friends. All of us met in middle school. A little bit about my middle school, SMP Asisi is a tiny place, I mean we didn't have bunch of student. So, practically we know each other, every single person, well. Still, I have some of them whom I consider really close. We enrolled middle school at 2004, I have known them since. Even after graduated middle school and all of us entered different high schools, it never really stopped us.

Adel and Marina, are my girlfriends. Truthfully I know Adel first then Marina, since we were in the same class at 7th grade, Adel was my chair mate for God sake. Back then, she owned a nokia phone that I like. She was great at accountancy if I'm not mistaken. And Marina, everybody's in that school knows her. She was popular, basically everyone wants to be her friend. Including me. She was a very active person, she wasn't so hard to be approached. I think she was always great at Bahasa class. 

Aldi and Hagi, are my boyfriends. I know both of them since 7th grade. Aldi was (and still is) famous for singing My Chemical Romance's song "Helena" with broomstick. Actually, Aldi did that in order to do the punishment from the religion class and he did the scream things too. How funny and loud!. Hagi was a good boy scout in our school. You will notice on how much badges he got from scouting thing, he's a straight A student, teacher's favorite and also vice of student body. 

I remember that we got close because of an annual drama-comedy play that we did at Christmas celebration at 8th grade. The drama itself was hilarious. And we got even closer at 9th grade. Maybe because we realized that we were seniors and we will graduate soon and be parted. We once had a large group contains eleven or maybe twelve person, I think. We called our self "Mamak Family". We did dumb things at prom party, we were (girls) almost slept over in a boys room which totally prohibited, we did have a ritual photo and so on. After we graduated, the "Mamak" moved on. We did our life separately. But, 5 of us remain contacted each other. I don't  remember how and why but. we met every saturday even after graduated. Mostly just the girls and mostly at Marina's home, but we were never forget to told the boys whether they can or not. We don't grow apart even if we don't talk everyday.

It is now 10 years and still counting. I value our friendship. With them I even feel complete. I don't know, but there's nothing in them that I don't like. With others, I gotta be honest, I can even spell out what I like and dislike. With them, I just love everything about them. I even love when they have to scold me when I did something stupid, and cried with me when I was hit the bottom. It's odd but I will do everything in order to spend time with them, even if I ran out of money. I just can not describe how I feel grateful around them. To me, they are perfect. 

Now, all that chessy quotes about true friends become not so chessy at all, when you finally found some. Can't wait to grow old with you guys. 

(I really wanted to show our photos, but turns out we never have a group photo together, must be really fun just to met them, until we were always forget to take a picture. Next time, it's a must!)

Friday, November 7, 2014

Washington, Coal Valley, Denver


It's consuming me and my time! In a good way, of course.

Jadi selama 3 minggu terakhir gue banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV shows baru. Cerita awalnya, gue kangen ngeliat Daniel Lissing di layar kaca. Gue buka IMDb nya, ternyata dia lagi sibuk sama TV show barunya yang berjudul When Calls The Heart, tayangnya di Halmark Channel. Dari judulnya dan dimana tayanganya, gue udah bisa judge kalo ini super rom-com. Turns out, Hallmark cuma punya 3 TV shows yang lagi running. Gue selalu suka sama Hallmark. Terutama sama TV movienya. Hallmark lah yang membuat gue tergila gila sama ER dan The Nanny sampe hari ini. Pokoknya apa yang disajikan Hallmark biasanya ga jauh jauh dari romantic and family drama. 

First, the top one on the picture. Cedar Cove. Okay, okay, another 'late love' story, which I totally fall for. Gue suka karena drama nya segampang itu, light conflict juga. When I found out about this drama, I thought "This is so Ibu Ibu yha". Tapi ternyata engga juga kok. Si pemeran utamanya (Andie McDowell) selalu menemukan jalan keluar gitu di setiap masalahnya. Jadi abis nonton ini tuh rasanya ga pake beban. Lalu, yang membuat gue suka adalah latar tempatnya. Cedar Cove adalah kota fiksional yang berada di Washington State, yang kalo katanya sih cuma 30 menit dari Seattle. Jadi ya pemandangannya bagus banget, kota pelabuhan, suburban, sejuk. Ya bayangan gue tentang tipikal Washington State banget lah. So, ngerti kan kenapa gue harus nonton series ini?

Second, When Calls The Heart. Series yang membawa gue ke jebakan batman Hallmark Channel. Kalo bukan karena gue google-ing Daniel Lissing, ya gue ga bakal tau kalo semua ini exist. Series ini berlatarkan tahun 1900 an. Biasanya sih gue selalu menghindari series berlatarkan masa lalu, such as Downton Abbey. Bukannya gue ga suka, aksen nya itu loh membingungkan, kalo ga nonton pake subtitle Inggris agak bingung aja. Terus biasanya kisah kisah tahun segitu ceritanya berat dan berputar. Tapi yang ini beda. Lagi, ceritanya ringan. Latar tempatnya berada di Coal Valley, Canada. A mining industry town. Nah Daniel Lissing berperan menjadi Constable Jack Thornton (again, man in uniform) yang selalu menunggang kuda kemana mana. Developing relationship between Jack and Elizabeth nya, yang bikin gue jatuh cinta. Terus, side stories nya juga ga kalah bagus. 

Third. Signed, Sealed and Delivered. Ketahuan dong ya, ini cerita tentang surat menyurat. Gue selalu merasa show yang ini lebih cocok jadi TV movie dibanding dapet slot series. Awalnya gue kurang antusias sama show ini, makanya gue selalu menonton ini di paling akhir. Tapi, gue merasa bahwa show ini menjadi penutup yang pas untuk mengakhiri hari. Malahan show ini yang bikin gue paling mikir. Ceritanya tentang orang - orang yang bekerja di USPS Denver di divisi Dead Letter Office, dimana mereka menangani surat - surat yang ga punya alamat. Mereka akan buka surat itu, mencari klue alamat di dalamnya, dan kalo udah ketemu, surat itu dikirim deh. Tapi ya ga semudah itu. Show ini lebih cocok dikategorikan procedural dibanding romance. Karena ini sebenernya mirip sama CSI, Castle, atau Without A Trace plus Cold Case versi surat menyurat. Goal nya kan tetep sama, yaitu menyelesaikan misteri. Show yang awalnya gue under estimate malah bikin tearjerker tiap harinya.

Well, channel ini kelihatannya super chessy dan 'ibu ibu' banget ya. Tapi sebenernya engga kok. Hallmark udah jadi temen gue setelah tegang dan ketawa tawa oleh comedy dan real drama dari network TV yang bisa gue konsumsi (NBC CBS ABC FOX). Cerita cerita yang disajikan Hallmark selalu simple dan mudah banget dimengerti. Cocok banget untuk orang yang gamau ribet, karena nonton nya ga pake beban. Beda aja ketika lo nonton Homeland terus nonton Cedar Cove (not that I hate Homeland. Oh, I love it! Not to mention, Carrie Mathison ehem). Tapi disini, rata rata antagonisnya ga begitu berperan. Lalu, setting tempatnya yang berbeda dari show kebanyakan. Lumayan begah yah ketika semua show latarnya NYC sama LA. Jarang banget ada show runner yang memutuskan shownya berlatar d Colorado. 

Walaupun ringan, tapi juga ga berarti ga bermoral. Malahan tanpa gue sadari, banyak juga pelajaran yang bisa dipetik. 
Best of luck for Hallmark Channel!

Thursday, November 6, 2014

Home

So, it is good to be back home. I mean, okay maybe I left blogger/blogspot for God knows why and how long, but I am back. For good.

I gotta be honest, I got kicked out from my other blogging platform (soon to be expired) Turns out they've been struggling for a year maybe. It's time for Jux to be closed. And yes I am sad, kinda. So, in a desperate moment, I knew that I should just move back in. I mean, no hell no, blogger is not the "runaway", no I will never say that. But, I just know that Blogger will accept me gladly.

Oh, I feel safe and sound already. Thanks for having me back.
Fresh start. See you around!

( P.S I just realize that I might sound weird on this very first post)